Mengolah limbah air kolam lele

 Dengan kolam ikan yang berisi ikan lele dibuat menjadi akuaponik maka aku berharap bisa memanen ikan dan sayuran secara bersamaan. Dengan berbagai hambatan dan keindahan serta kenikmatan yang akan didapatkan. 

 Dari bagaimana aku harus bisa memelihara ikan sebaik mungkin sehingga tidak terjadi banyak ikan yang mati, kualitas air yang baik dan sehat, bagaimana mengolah kotoran ikannya lalu aroma dari air yang ada setelah menjadi alam hidup ikan.

Sudah 2 minggu ini aku serius mencoba akuaponik , terpikir untuk menggunakan air bekas kolam lele yang biasanya kubuang setengahnya begitu saja tiap minggunya tapi kali ini kucoba untuk mengumpulkan air yang hendak dibuang di ember besar bekas cat. Dimana sekitar 20liter air bekas kolam lele masuk ke ember/kaleng bekas cat ukuran 25kg lalu ditambah em4 pertanian yang sudah terfermentasi.

Air bekas kolam lele dan em4 serta alat semprot


 Setelah tercampur merata, segera aku mengaplikasinya untuk menyiram tanaman yang ada di pot. 20liter air itu habis kusiramkan ke seluruh tanaman yang kumiliki, sebenarnya masih banyak sisa air beks kolam ikan yaitu sekitar 60 liter lagi namun itu kusimpan sebagai cadangan sambil difermentasi lebih lanjut nantinya dan sebagai cadangan pupuk cair lainnya.

 Katanya sih bagus ditambah air cucian beras untuk dicampur agar lebih baik namun yang ada hanya itu dan air cucian beras lagi tidak ada persiapan ya...sudahlah pakai yang ada saja, sambil menunggu hasil pengaplikasian yang sudah dilakukan.

Mungkin kedepan aku akan menyiapkan air cucian beras dimana saat mencuci beras airnya akan kutampung dan dicampurkan dengan em4 dan sisa air kolam lele. Semoga saja hasil penyiraman air kotoran/limbah ikan lele ditambah em4 baik untuk tanaman, amin.

Facebook tidak aman

 Oh iya semenjak ribut-ribut di internet dimana facebook sudah tidak aman lagi, sebenarnya sudah cukup lama sekitar 3 tahun yang lalu berita dan isu seutar itu bertebaran namun ku acuhkan.

Namun kini ketika begitu banyak informasi dan banyak pula yang pindah ke platform media sosial lainnya dan setelah itu aku un memutuskan untuk tidak menggunakannya, hal ini disebabkan karena ingin lebih banyak pengetahuan tentang ilmu menulis saja.

Di fb aku sudah merasa bosan dan itu-itu saja maka salah satunya aku pindah ke wattpad dan kwikku...ya ketika pindah seperti biasanya aku merasa aneh dan merasa rendah diri disaat melihat tulisan yang ada itu bagus-bagus terlebih ketika melihat sampul tulisannya.


Indukan lele

 Setelah sekian lama tidak memperhatikan kolam ikan yang berisi ikan lele yang selama ini hanya sebatasmenghidupkan pompa kolam untuk sirkulasi air yang ada, ternyata ikan lele yang ada sudah sangat besar. Sudah cukup waktunya dikatakan bahwa ikan lele tersebut sebagai indukan, sudah siap untuk bertelur menghasilkan anak-anak yang banyak.

  













 Namun dari 30 ekor benih yang ku sebar dikolam yang tersisa 9 ekor yang siap untuk jadi indukan sedangkan sisanya sekitar 3 ekor lepas ketika air meluap karena kolam itu juga sebagai kolam air penampung sementara dari air hujan yang akhirnya menuju ke parit. Jadi air pembuangan dari talang rumah masuk ke tandon air, saat tandon penuh maka air akan meluap ke kolam ikan melalui pipa setibanya di kolam jika kolam penuh dengan air maka akan luber ke bak pembuangan yang pipanya menuju parit.

 Dan saat musim penghujan dapat dipastikan air di kolam ikan pasti akan meluber dan setidaknya ada saja ikan lele yang ikut terbuang hanyut menuju parit, oleh sebab itu sekarang aku tidak pernah mengisi air kolam secara penuh hanya mengisinya 1/3 nya saja. Hal ini mengantisipasi ketika hujan besar dan lama air di kolam tidak meluber mengakibatkan air yang terbuang hingga ke parit diikuti oleh ikan yang ada.   

Selain itu juga ikan lele itu sering loncat jika air terisi penuh yang sering mengakibatkan mati atau setidaknya lemas karena terlalu lama berada didarat saat tidak diketahui terutama di malam hari dimana sedang aktif-aktifnya.

Tengah malam

Masih terngiang dan masih terbesit obrolan kami walaupun tak semua bisa kuingat hanya yang penting saja maklum saja kekurangan aku tuk mengingatnya, yang memang sudah kukatakan pada Bapakku di meja makan itu pada tengah malam tersebut.

"Jadi bagaimana keluarga mu baik-baik saja kan atau bagaimana? Namun Bapak harapkan semua baik-baik saja."

"Ya begitulah namun tumben sekali sudah hampir 1,5 jam kita ngobrol panjang lebar , mana tengah malam lagi biasanya ini waktu siaran sepakbola di televisi atau live streaming. Jadi sesuai kesepakatan kita aja yang dulu walaupun pembicaraan dulu masih abu-abu lalu kita sampaikan ke 'bang Junet', namun sedikit perubahan atas pembicaraan kita yang sebelumnya."

Sesaat aku mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya yang tergeletak diatas meja lalu menyalakannya, menghisapnya dalam-dalam lalu mengeluarkan secara perlahan seolah beban lama ikut keluar.

"Jadi begini saja lah saya hanya bisa membantu paling besar 1/3 bagian saja dan paling mentok juga 1/2 bagian karena ini juga menyangkut keluar pribadiku Pak.....jadi 1/2 bagian kuberikan sedangkan setengah bagian lainnya aku simpan untuk isteri dan anak-anakku walapun resikonya besar atas keputusan ini. Karena obrolan kita ini yang sejak awal sepakat ngobrol ringan saja namun tetap obrolan kita ini dilihat oleh Allah SWT, malaikat serta makhluk ghaib lainnya mungkin."

"Karena jujur saja saat ini dan entah sampai kapan aku telah menyerah dan ikhlas melepaskan semuanya asalkan ada satu permintaan pribadi, jangan menyalahkan atau kecewa akan keadaan yang akan terjadi di kemudian hari saat nanti di kehidupan kekal semua ini salahku semata yang tak mampu membuatnya jadi lebih baik. Maafkan atas salah dan dosa terutama jika atas sakitku ini selalu menyusahkan Bapak...dan juga jika suatu saat di kehidupan lainnya ketika hisab butuh pertolongan, aku hanya bisa berdoa agar kasih bantuan ke Bapak dan Mama agar 1 anakku yang belum baligh lebih dulu kembali untuk menolong membawa ke surga sedangkan 1 lagi anakku kuberdoa agar jadi tabungan di hari kemudian untuk kedua orang tua istri, isteri dan anakku yang ada sekarang dan nantinya."


Oh ya...selama ini antara aku dan bapakku jarang sekali ngobrol panjang lebar, bisa dihitung dengan jari maka ketika bapak mengajakku ngobrol dan seringkali tengah malam pasti ada sesuatu yang penting yang harus kulakukan walaupun pasti sulit untuk kupikirkan hanya bisa mengiyakan saja karena masih merasa betapa menyusahkannya aku selama dikehidupan ini.

Terlebih kali ini obrolan kami sangat dalam dan jauh serta banyaknya mencari jalan keluar padahal aku sendiri juga bingung, hanya poin yang penting bagiku dan menurut bapak sangat penting namun masih ragu memintanya padaku, apa aku bisa melaksanakannya dengan resiko yang begitu besar.


Dan benar saja setelah sekian lamanya kejadian itu dan bapak pun sudah meninggal namun aku tetap berusaha menepati janjiku ini dengan segala resikonya walaupun tampaknya bodoh dan tidak berakalnya aku. Hingga aku pun saat ini menulis di blog ini walau pun sempat emosiku memuncak dengan tulisan di Facebook tapi aku harus tetap berusaha menepati janjiku yang entah benar atau salah dipandangan orang lain namun menurutku saat itu benar serta aku kan berusaha memegang janji selama masih bisa dan hingga saat ini masih memegang teguh janji itu dengan kesalahannya.


"Bu, maafkan Ayah yang telah banyak salah dan berdosa kepada Ibu dan anak-anak serta keluarga semua baik pihak Ayah maupun Ibu. Memang benar Ayah tidak becus jadi seorang suami dan ayah namun berdasarkan kesepakatan Ayah dengan Bapak bahwa 1/2 bagian harta yang ayah miliki yang merupakan pemberian Bapak akan jadi hak milik Ibu dan anak-anak. Mungkin Ibu tidak berharap dan menginginkan seperti ini mungkin lain yang ada didalam pikiran Ibu, jika Ayah duluan harus dipanggil oleh Allah atau sesuatu terjadi maka Ayah telah memaafkan segala salah dosa Ibu yang sengaja maupun tidak sengaja terbuat."

"Jikalau lah benar Ayah harus duluan meninggalkan kehidupan ini maka dapatlah kiranya untuk mencari pendamping hidup yang lebih baik dari Ayah dari segala halnya yang bisa jadi imam Ibu serta anak-anak dan Ayah ikhlas asal Ibu bisa lebih bahagia dan tenang di dunia ini. Karena Ayah tahu Ayah lebih banyak menyusahkan dan menyakiti hati ibu dan anak-anak."

Tulisan ini juga Ayah buat di tengah malam atas kesadaran sejati namun Ayah gak berani diutarakan ke Ibu karena begitu pelik dan bingung Ayah harus hadapi hidup ini namun ayah sudah pasrah dan menyerah seutuhnya kepada Allah walaupun tindakan Ayah salah.

Memang aku ini salah ya Allah penuh dengan dosa-dosa masa lampau, kini dan  mungkin kelak esok namun aku tetap ingin masuk surga dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri tapi tolong masukkan dulu istri dan anak-anakku lalu orang tua kandungku, orang tua atas pernikahan serta saudara kandung dan saudara dari isteriku...biarlah aku masuk yang terakhir diantara mereka dengan seizin dan rahmat-Mu ya Allah.

Kepada Nabi Muhammad SAW terimakasih atas segala ajarannya baik berupa lisan, tulisan maupun praktek yang tak bisa kupenuhi dan kukerjakan semua dengan benar dan baik bahkan lalai, semoga kita bertemu di padang mahsyar dan berkumpul bersama di surga.

Pertemuan (ruang psikiater)

    Mungkin benar aku sedang mengalami lelah secara mental atau aku saja yang tidak bisa jalani hidup ini, bisa saja benar aku mengalami penyakit kejiwaan yang akut. Dari segalanya yang dulu lebih banyak mengendap didada daripada untuk diungkapkan, semua terasa sulit untuk dijelaskan baik kata maupun tindakan atau aku masih menyimpan trauma masa lalu.

    Dari berbagai bacaan, video, nasehat maupun pengobatan tak bisa kuterjemahkan serta menjawantahkan ke dunia nyata, bahkan kini semakin menjadi kedalam dunia maya dimana aku mulai merasakan amarah yang berapi-api yang berbahaya bagi diri sendiri. 

    Aku tidak bisa mengendalikan emosi ini lagi dan ini kurasakan serta kupahami, hal ini tidak lepas dari dokter yang selalu mengingatkan gejala yang akan timbul seperti apa.

  Salahku juga merasa sudah bisa hidup sendiri tanpa didampingi oleh orang yang berkompetensi dibidangnya...yaitu dokter yang telah mendampingi lebih dari 10 tahun lamanya. Sebenarnya sudah dijelaskan bahwa obat yang mujarab adalah ikhlas...ya sebuah kata ikhlas yang mudah tuk diucapkan namun sulit tuk dilaksanakan, bahkan dia berusaha agar ditanamkan dalam diri ini bahwa tiada yang salah karena inilah kehidupan ada benar dan salahnya. Dan selalu berujar bersyukurlah masih hidup secara normal layak manusia biasanya dibandingkan orang yang mengalami nasib yang sama serta berusaha berpikiran positif.


"Tapi yang namanya manusia tiada yang sempurna...Dok, selalu pasti saja dibandingkan antar satu dengan yang lainnya yang pasti menimbulkan iri nhati di hati ini. Terlebih jika melihat dan membandingkan dengan saudara kandung saya yang lain ada yang sukses berbisnis di bidang IT, lalu bidang Arsitektur dan Pertanian."


"Sedangkan saya ini apa Dok? hanya sukses menghabiskan uang orang tua dengan biaya pengobatan, menghamburkan uang untuk masuk kuliah dan kuliah di 3 kampus dengan 2 jurusan yang berbeda jauh antara ekonomi dan IT, yang lulus dan tamat hanya 1 kampus sedangkan 2 kampus lainnya berhenti ditengah jalan bahkan satunya berhenti di menit terakhir."

"Belum lagi terasa jadi beban atas kesuksesan orang tua menjadi seorang yang ahli dibidangnya dikotaku, terkadang dalam pandangan orang luar sana buahtidak jatuh dari pohonnya..kecuali ada sebuah bencana misal badai, tapi maaf Dok kata terakhir itu sekedar bercanda saja selingan omongan yang cukup dalam dan berat bagi pikiran ini...ya sekedar mengalihkan beban otak aja Dok".


"Coba ingat kembali saran Dokter untuk membaca dan melihat video tentang orang yang sama mengalami sakit yang sama, pasti disana ada angka survey dimana lebih sedikit kemungkinan hidupnya secara normal sukses dan bisa melewati ini semua. Dan kamu sudah bisa melewatinya lebih dari 20 tahun bahkan bisa lulius dan tamat kuliah, bisa kerja bahkan sempat jadi pengajar gratisan di pendidikan non formal dan juga sempat keliling daerah dengan motor. Gak semua loh bisa touring sambil kerja menghasilkan uang."

...


"Baiklah Dok, mungkin sampai disini saja sesi kita...saya pamit pergi."

"Ingat tetap sabar dan ikhlas, semoga sukses selalu."


Aku pun beranjak dari ruangan tersebut dengan masih membawa pertanyaan yang kutak tahu pertanyaan apa itu.

Terjebak

 

 Terjebak antara Jogjakarta dan Singkawang “Wanita”

 


 

Aku mulai mencari temanku di facebook, IG, twitter dan berbagai aplikasi yang bernama Doffi yang asli Temanggung, teman kontrakanku kala ngontrak diseberang JEC (Jogja Expo Center). Aku mengingatnya setelah Indra Ginting meminta pertemanan lalu saat itu pun dengan segera chat dari Indra masuk.

 

“Assalamu’alaikum bang,,,,, apa kabar”

“Waalaikumsalam iya ndra, alhamdulillah baik tinggal dimana sekarang kamu?”

“Apa kabarnya kamu juga”

“Baik bang, sekarang abang tinggal dimana apa masih di Aceh atau Medan bang?”

“Uda balik ke Pontianak, udah cukup pengalaman merantaunya”

 

Itulah sepotong percakapan yang terjadi diantara kami, tak terasa hampir sejam ngobrol dichat mengenang kejadian jadi anak kost bersama di Jogja. Dari masalah kuliah,ucapan terima kasihnya saat aku akan kembali ke Pontianak dimana, mohon maaf dulu sempat bawa minuman dan barang lainnya ke kost dan lain sebagainya yang kebanyakan kesalahan dan kekhilafan masa itu.

Dari percakapan itulah aku jadi mengingat Doffi teman sesama satu kost lainnya, Doffi ini kamarnya bersebelahan dengan kamarku sedangkan Indra posisi kamarnya berada paling belakang  Sebenarnya masih ada satu kamar lagi diantara kamarku dan Indra yang ditempati oleh Sarto. Selama setahun kost bersama, aku hanya lihat dia jika dihitung hari palingan dikumpul hanya sebulan alias 30 hari dan itu pun jika datang ke kost pasti bersama pacarnya serta lebih banyak berdua dikamar saja. Hal tersebut menjadi hal yang lumrah kulihat setelah 2 tahun aku kost di Yogya.

Doffi ini paling sering berada dikost bersamaku karena yang kulihat dia berbeda dari yang lain karena dia kadang sibuk dikamarnya dengan berbagai gambar dan maketnya hanya sekali sekali keluar paling 3-5 jam lalu kembali lagi. Walaupun kami berdua sering berada dikost namun sangat jarang kami berbicara jika tidak penting sekali, aku takut jika sering ngobrol akan mengganggu belajar dan tugas kuliahnya. Yang ternyata dia malu terhadapku karena melihat keadaanku jauh berbeda dengannya dimana saat itu aku telah memiliki seperangkat PC beserta printer, televisi dan barang elektronik lainnya dan itu pun kuketahui saat aku yang sedang mengambil pelatihan di UGM bertemu lagi saat sudah bertahun-tahun lamanya  itu pun aku sudah kerja di Aceh.

Kembali lagi kisah bersama Doffi saat satu kost, hingga suatu saat tiba-tiba dia datang ke kamarku.

 

“Lagi apa bos?”, ujarnya masih didepan pintu kamarku.

“Oooo...lagi buat program nih tapi hanya belajar kok bukan tugas”, jawabku tanpa melihatnya mata fokus ke layar monitor.

“Tempat mu diPontianak, jauh gak jika ke Singkawang”, tanyanya kembali dan masih didepan pintu kamarku.

“Ya cukup jauhlah kira-kira sekitar 3 jam, mmmm mungkin bisa lebih. Emang kenapa Doff”, ungkap penasaranku.

“Ooo...gak apa sih, sibuk gak maksudnya jika ada teman ku datang ngeganggu gak dan ada yang marah gak?”, katanya ambil senyum-senyum.

“Maksudnyaa....mmm palingan aku aja yang marah, dari tadi salah melulu program yang kubuat nih” buatku bingung.

 

Tanpa melanjukan pembicaraan si Doffi lalu pergi menuju kamarnya dan dari balik tembok kamar ia berteriak ”Mim.....benar kan kamu gak kemana-mana” dan aku pun berteriak kembali “Iya dikamar aja pacaran ma komputer, jika mau pergi pacaran ya pergi aja”.

 

Saat itu memang hari Sabtu masih sekitar pukul 16.30 lah karena aku baru saja selesai pratikum SPSS dan modul pratikum masih terbuka dibagian entri data. Dan sudah jadi kebiasaan hanya tinggal aku saja di kost ini dikala yang pada malam mingguan, aku berpikir dia agak sungkan dan kasihan meninggalkan aku sendirian di kost.

Tiba-tiba “Assalamu’alaikum...assalamu’alaikum...” terdengar suara dari seorang wanita dari arah pintu depan sambil mengetok pintu.

“Eh...Dof ada yang datang tuh,mungkin temanmu atau yang lain”,  kataku kearah kamar Doffi.

“Eh iya..iya santai bos, udah mandi lom...ntar ada cewek datang gimana malulah”, jawabnya

Aku hanya diam saja tidak menjawabnya, melanjutkan kerjaan tugasku yang sebenarnya sudah malas sekali kuliah di Informatika ini. Namun karena terbentur kuliah ini abangku yang membayarkannya dan segala kebutuhanku di Yogya ia yang menanggungnya serta kerjaan sudah menunggu saat aku lulus kuliah yaitu kerja di perusahaan IT yang telah lama ia bangun.

 

Setengah jam kemudian Doffi mengetuk pintu kamarku, ketika aku membuka pintu kamar terlihat si Doffi berdiri bersama 2 wanita dibelakangnya.

“Eh Doff, ada apa ni”, kataku heran.

“Oh iya mim kenalkan nih” Doffi menunjuk pada kedua wanita tersebut.

“Desi” ujar wanita yang menggunakan jaket kain berwarna biru laut

“Ayu” ujar wanita berjaket kulit cokelat.

“Mereka orang Pontianak..eh Singkawang, yang tadi sempat kutanya-tanya tuh” jelas Doffi ambil cengengesan

“Eh nanti jika udah mandi dan rapi kutunggu diteras ya” lanjutnya


Lalu mereka pun beranjak pergi dari kamarku dan aku pun kembali masuk kedalam kamar mengambil perlengkapan mandi untuk segera mandi. Di dalam kamar ini aku merasa aneh sebab baru kali ini harus kembali berbicara dengan seorang wanita setelah sekian lama aku jarang berkomunikasi dengan orang dimana lebih banyak didepan PC menulis berbaris kode program yang membosankan saja.

Setelah memakai pakaian dan lain sebagainya aku pun melangkah pergi dari kamar menuju ke teras dimana disana telah ada Doffi, Desi dan Ayu sedang bersenda gurau.

Dan.......


Lalu sampai disini dulu saja capek ngetiknya, lelah mengingatnya, terlalu sedih untuk dikenang namun tetap indah diceritakan karena dari kota Yogyakarta disanalah aku hingga kini harus diawasi secara berkala  oleh dokter spesialis dan salah satu penyebab aku mengikuti kelas Sahabat Menulis Aleniaku atas saran dokter agar lebih baik dengan segala keegosian kudalam menulis, yang sering menabrak segala peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam penulisan.

“Semau guelah dalam menulis” begitu sering ucapan temanku melihat tulisanku.

 

  

Cinta itu sudah tak ada lagi

 

"Hai bro,bisa bantu gak nih. Sambil nunggu buka puasa sambil bantu ngasilin duit." Dika berkata

"Inshaa allah jika bisa dan mau bantu ya kubantu." sambil mengambil kursi disamping

"Ya dibantulah Jak, si Dika itu", ujar Mba Dewi yang mempunyai cafe yang tumben kali ini dia sendiri yang mengantar minuman.

"Yang punya Laptop itu wanita cantik, ntar Mba kenalin deh...Mba kenal kok." ucapnya sedikit berbisik

Aku hanya tersenyum kecil kearah Mba Dewi seraya melihatnya pergi menjauh,yang dalam benakku setelah mendengar omongan Mba Dewi.

 

Ternyata yang punya laptop ini sedang gundah gulana disebabkan ada beberapa file penting yang hilang dikarena virus,meminta tolong untuk dikembalikan seperti semula. Aku pun sempat berbicara dengan seorang wanita yang memang dari sebelum aku datang telah duduk bersama Dika, cukup lama aku ngobrol dengannya yang bernama Desi hingga akhirnya dia hanya meminta 2buah file terpenting aja yang ia sebutkan sedangkan yang lain boleh tak dihiraukan. Tak lupa pula si Dika menyebutkan sebuah harga yang cukup fantatis namun ditawar oleh Desi sebasar 300ribu karena hanya memerlukan 2  file itu aja yang lain tidak perlu, yang akhirnya sepakatlah dengan syarat dikerjakan di cafe ini biar Desi yakin akan kerjaanku.

 

Dan kebetulan di saat itu aku membawa tas yang berisi 4 harddisk ekternal yang satu diantaranya memang ku khususkan untuk recovery dan backup data-data yang hilang. Karena merecovery data yang hilang ini cukup menyita waktu sehingga tanpa terasa waktu azan magrib pun tiba yang menandakan waktu berbuka puasa pun tiba, Mba Dewi pun membawakan beberapa makanan dan minuman untuk berbuka.

 

"Pesan Mba Linda untuk menyiapakan ini semua",kata Mba Dewi sambil menghidangkan semua dimeja.

 

Aku yang fokus pada kerjaan tak terlalu memikirkan perkataannya dan hanya berfokus pada indikasi bar dilayar. Selang sekitar satu jam berlalu kurang lebih azan Isya berkumandang datang seorang wanita ke arah meja kami sambil bersalaman dan mengenalkan dirinya "Linda",lalu Desi menerangkan bahwa inilah Linda yang mempunyai Laptop tersebut.

 

"Eh Jaka,apa kabar?",ujarnya sambil menyalami tanganku.

"Eh Lin,baik aja. Jadi laptop ini punyamu", sambungku

 

Desi dan Dika pun bengong karena melihat kami saling mengenal sambil berbisik satu sama yang lain,kami hanya berujar bahwa kami hanya saling kenal saja dimasa lalu. Entah kenapa tak lama dari itu mereka berdua meninggalkan meja mengambil meja lain untuk menikmati makanan dan minumannya walaupun kerjaanku belum selesai,kini hanya ada aku dan Linda.

 

"Kamu tidak berubah sejak dulu Jak,masih seperti dulu ketika aku mengenalmu. Masih setia dengan mainananmu...yaaa walau pun begitu bencinya aku dulu terhadap mainanmu,ternyata mainanmu itu akhirnya menolongku kini".

"Apa kini kau masih punya hati untuk mencintaiku kembali, melupakan masa lalu yang telah terjadi. Maafkan segala yang telah terucap dan berlalu?", tanya Linda.

 

Aku masih saja diam dan tetap fokus menunggu recovery data selesai,lalu   

"Tanpa tak kuduga kita kembali lagi bertemu setelah kulupakan masa lalu, bukannya kutak mempunyai hati namun cinta itu sudah tak ada lagi."

"Sejak saat itu telah kumaafkan dirimu dan kini aku telah punya kehidupan sendiri,lupakan lah kenangan masa lalu. Anggap saja aku ini orang lain yang tak kau kenali, seorang yang membantu dan dibayar sebagai teknisi komputer biasa saja."

 

"Oh iya data mu sudah selesai kukembalikan dan selanjutnya bisa dibicarakan dengan Dika", sambil kuperlihatkan data file yang tadi diminta dan Linda pun mengangguk dan mengatakan benar bahwa data itulah yang memang dicarinya.

"Terimakasih, atas traktiran makanan dan minumannya. Aku pergi",segera aku mengemasi barang-barangku kedalam tas dan lanjut pergi meninggalkannya tanpa pamit kepada Desi dan Dika.

Mengolah limbah air kolam lele

 Dengan kolam ikan yang berisi ikan lele dibuat menjadi akuaponik maka aku berharap bisa memanen ikan dan sayuran secara bersamaan. Dengan b...